Bicara Plastik di Bulan Ramadhan

Bulan yang berbeda dari biasanya

Banyak hal yang identik dengan keindahan Bulan Ramadhan dimana banyak kegiatan yang khusus kita jalankan hanya dibulan ini dan berbagi juga selalu menjadi salah satu hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Diantara kegiatan tersebut ternyata ada hal yang perlu kita ketahui agar kita bisa lebih bijak dalam menjalaninya, terutama disisa 10 hari terakhir ini.

Dibeberapa artikel nasional disebutkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan di Bulan Ramadhan meningkat rata-rata sebesar 10-25% di sejumlah daerah di Indonesia dibandingkan dengan bulan lainnya. Salah satunya menyebutkan bahwa peningkatan jumlah sampah disebabkan oleh perubahan pola konsumsi dan peningkatan konsumsi masyarakat. Kenaikan volume sampah didominasi dari sektor rumah tangga, seperti sisa makanan, plastik, serta pembungkus makanan lainnya. Sejumlah pedagang makanan atau barang lainnya juga menjadi sumber tambahan terhadap volume sampah di Bulan Ramadhan.

Selain dari sisa produksi makanan, pembungkus atau kemasan makanan siap konsumsi juga menjadi sumber dalam peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Faktanya, 39.9% produksi plastik di dunia memang digunakan untuk kemasan.

Berbagi dengan memberikan parsel

Umumnya di Indonesia, kegiatan berbagi antar sesama ini bukan hanya atas dasar anjuran keagamaan saja melainkan sudah menjadi tradisi kita, salah satu jenis berbagi yang khas di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul-Fitri adalah berbagi parsel! Bingkisan yang biasanya dapat berisi berbagai jenis kue kering, kudapan dan minuman, sembako, bahkan sampai peralatan shalat dan alat rumah tangga, semua itu diletakkan dalam wadah yang dihias dengan cantik kemudian dibungkus dengan plastik.

Berbicara mengenai kemasan plastik, berbagi parsel ini adalah salah satu potensi penghasil sampah plastik sekali pakai yang khusus hadir di bulan Ramadhan. Potensi sumber dari para pembuat parsel dapat kita hitung untuk kita bayangkan seberapa besar potensinya. Sebagai gambaran sederhana, saya mengambil sampel beberapa toko roti dan kue ternama yang tersebar di seluruh Indonesia, mereka menawarkan berbagai jenis parsel cantik khusus untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Kurang lebih seperti ini yang saya temukan: Toko roti yang populer sejak tahun 1978, total 339 gerai; Toko roti asal Singapura, populer sejak tahun 2003, total 186 gerai; Toko kue premium dengan harga terjangkau sejak tahun 2004, total 51 gerai; Toko kue khusus berbasis cokelat sejak tahun 2001, total 21 gerai.

Terlihat dari keempat sampel tersebut bahwa terdapat total 597 gerai ternama yang menjadi tujuan untuk membeli parsel di bulan ini, dan ya, jumlah tersebut merupakan potensi sumber penghasil sampah plastik sekali pakai. Cukup banyak ya? Belum lagi toko kue dan roti lainnya, UMKM lain serta pasar swalayan kecil yang tidak terhitung jumlahnya.

Lalu, tindakan bijak apa sekiranya yang dapat kita lakukan sebagai solusi?

Memilih untuk mengurangi sampah

Berkiblat dari salah satu topik mengenai pengelolaan lingkungan dalam United States Environmental Protection Agency (US EPA), tingkatan pengelolaan sampah dapat dimulai dari tindakan yang paling diprioritaskan, yaitu memilih untuk mengurangi sejak awal konsumsi dan menggunakan kembali, keduanya menjadi hal yang utama. Oleh karena itu, besar kesempatan kita untuk memilih dengan bijak produk yang ingin kita beli untuk dikonsumsi sendiri maupun dibagikan ke orang lain, seperti parsel.

waste_hierarchy_green_400pxw
Sumber: US EPA, 2018

Diluar dari toko kue dan roti ternama itu kita masih mempunyai pilihan yang dapat dijadikan alternatif lain untuk berbagi parsel di Bulan Ramadhan kali ini.

Pilihan yang bijak

Beruntung, masih ada pilihan lain yang menyediakan produk dan jasa sejenis, namun lebih minim dampak negatif ke lingkungan dalam hal sampah yang dihasilkan. Ada beberapa pilihan kolaborasi bingkisan yang lebih minim sampah plastik, seperti yang dilakukan oleh Nomz Kitchen&Pastry, memilih Du’Anyam menjadi wadah untuk paket Ramadhannya yang dapat dipakai ulang setelahnya. Produk Du’Anyam sendiri merupakan produk anyaman lokal terbuat dari serat alami yang memberdayakan ibu-ibu di daerah terpencil. Selain itu, hal serupa dilakukan juga oleh Babagi, yang menyediakan jasa untuk pembuatan bingkisan, seserahan atau pengalaman berbagi hadiah lainnya. Ya, mereka menawarkan bingkisan dengan pilihan yang cukup ramah lingkungan. Minim sekali sampah yang dihasilkan dari bingkisan ini! Mereka memulainya dengan mencoba metode tradisional Jepang, pembungkus Furoshiki. Selain motif kainnya yang lucu, kolaborasi antara Babagi dengan beberapa produk lainnya memberikan pilihan untuk kita agar berbagi dapat dibarengi dengan berbuat baik terhadap bumi.

Babagi-Furoshiki
Salah satu jenis bingkisan oleh Babagi yang bekerjasama dengan salah satu usaha kopi, dalam foto ini produk berupa drip coffee berbungkus kertas. Paket kerjasama lainnya berisi kopi yang terisi dalam botol kaca yang dapat di pakai ulang. –  Sumber: Instagram @babagi.gift, 2018

Babagi berusaha menghadirkan produk dengan pilihan sederhana dan elegan yang ramah lingkungan. Masih ada beberapa kolaborasi lainnya dengan produk makanan dan minuman lain dengan kemasan lebih minim sampah yang sulit didegradasi di alam.

Pilihan pakai ulang dapat mengurangi sampah plastik 

Lebih menyenangkan lagi, mereka menyediakan beberapa ide yang dapat menginpspirasi kamu dalam menggunakan kembali kain Furoshiki ini untuk kegunaan lainnya. Ini dia beberapa contoh yang dapat dilihat langsung di media sosial milik Babagi.

tas-pakai-ulang-babagi-e1528119773334.jpeg
Furoshiki dapat dibentuk menjadi tas pakai ulang siap pakai
aksesoris-babagi.jpeg
Atau dibentuk menjadi aksesoris tas.

Selain kedua ide di atas, masih banyak lagi cara mudah lain untuk menggunakan kembali Furoshiki. Pada akhirnya momen berbagi di bulan Ramadhan dapat memberikan perbedaan yang positif jika kita memilih produk dan jasa yang sudah memikirkan dampak usaha mereka ke lingkungan. Terlebih lagi memang masalah sampah plastik sekali pakai ini sedang menjadi perhatian orang banyak. Memang, tradisi parsel lebaran ini hanya menjadi salah satu contoh, masih banyak hal lain di sekitar kita yang dapat kita subtitusi. Yakin, perasaan kita akan lebih senang saat kita tahu bahwa keputusan pilihan kita memberikan dampak yang lebih kecil ke lingkungan.

Jadi, sudah punya pilihan yang lebih bijak untuk berbagi di bulan Ramadhan kan? Yuk!

 

Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2018.

One Reply to “”

Leave a comment